-->

Iklan

Iklan

Kapolda Jambi Minta Wartawan Tebo Tulis Berita Yang Positif

NEWSPORTAL.ID
Jumat, 26 Februari 2016, Februari 26, 2016 WIB Last Updated 2017-11-27T09:01:01Z
Kapolda Jambi, Brigjen Pol Drs. Musyafak, SH, MM, didampingi Sukandar Bupati Tebo saat berbincang dengan Taufik Khaldy Kasat Pol PP Tebo 
PORTALTEBO.com - Kapolda Jambi, Brigjen Pol Drs. Musyafak, SH, MM, minta kepada wartawan Jambi, khususnya liputan Tebo untuk membuat tulisan berita yang positif. Pasalnya, setiap pemberitaan yang dipublikasikan pengaruhnya sangat besar terhadap pembaca atau masyarakat.

Kata Kapolda, saat ini perkembangan IT sudah sangat maju. Siapapun bebas membaca berita baik media cetak, online maupun elektronik. "Jadi alangkah baiknya jika buat berita yang positif saja, "ujar Kapolda saat berkunjung ke Kabupaten Tebo.

Jika ada hal yang buruk atau bersifat negatif,  lanjut Kapolda, sebaiknya dikonfirmasi dahulu ke Polisi atau TNI. Jangan sampai pemberitaan yang dipublikasikan bersifat provokasi yang dampaknya akan mengganggu kemanan.

Lebih jauh dikatakan Kapolda, keamanan sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi. Dalam artian, perekonomian akan maju jika wikayah itu aman. "Jika aman sudah tercapai, saya yakin Tebo akan lebih bagus," katanya.

Untuk diketahui, Presiden Jokowi dalam sambutannya di acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2016, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 9 Februari, berharap pers Indonesia bisa menjadi corong untuk menggerakkan dan membangun optimisme publik serta etos kerja masyarakat agar produktivitas masyarakat terjaga dengan baik. Seperti yang dikutip pada website pwi.or.id.

Namun, Presiden menyebutkan, acap kali menemukan judul-judul pemberitaan di media massa yang membuat masyarakat menjadi pesimistis. Presiden juga menyebutkan judul-judul seperti Indonesia Diprediksi Akan Hancur, Indonesia Akan Bangkrut, Rupiah Terhadap Dollar Akan Tembus 15 Ribu, Jokowi-JK Akan Ambruk.

Judul-judul seperti ini dikatakan Jokowi yang membuat publik pesimistis, padahal yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah trust atau kepercayaan dari publik di era kompetisi seperti sekarang ini. "Judul seperti ini jika diteruskan yang muncul adalah pesimisme, yang muncul adalah etos kerja yang tidak terbangun dengan baik. Padahal itu hanyalah asumsi, tapi akan sangat mempengaruhi," kata Jokowi.

Ia menyoroti media televisi yang jarang ditemukan memutar lagu-lagu wajib nasional pada jam-jam prime time. Padahal menurutnya media bertugas membentuk karakter, mentalitas, dan moralitas publik.

"Alangkah sangat bagus (lagu wajib nasional diputar) sehingga anak kita semuanya, dari Sabang sampai Merauke, akan hafal lagu nasional dan bukan bertumpu pada rating," kata Jokowi lagi.

Kepada insan pers, Jokowi berpesan dan memberi masukan yang positif agar kedepan insan pers yang sudah berada di era kemerdekaan pers ini membangun optimisme publik serta etos kerja masyarakat. saat ini posisi pers sangat menguntungkan, karena berbeda dengan zaman Orde Baru dulu, dimana pers ditekan pemerintah, sedangkan di era sekarang justru kebalikannya, pers yang dapat menekan pemerintah.

"Membangun optimisme publik dan membangun etos kerja masyarakat," pesan Jokowi kepada insan pers tanah air yang hadir pada kesempatan itu. (p01) 

Komentar

Tampilkan

Terkini