-->

Iklan

Iklan

Guru dan Selaksa Problemanya

NEWSPORTAL.ID
Jumat, 25 November 2016, November 25, 2016 WIB Last Updated 2017-11-07T14:37:37Z
PORTALTEBO.com- Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, dimana simbiosis mutualisme antar individu tidak bisa dinafikan. Insting manusiawi yang ingin berkembang, maju dan tumbuh secara pemikiran membuat manusia membutuhkan yang namanya pendidikan. Untuk berkembang secara baik tentunya dibutuhkan mentor atau pendidik yang mempunyai kompetensi yang handal dalam disiplin ilmunya masing masing.

Pendidik atau di indonesia lazim disebut guru tentu bukan seorang malaikat bahkan tuhan yang bisa bim salabim mengubah seseorang menjadi apa yang diinginkan dalam waktu sekejap. Butuh proses dan waktu yang panjang untuk menciptakan manusia manusia yang unggul dan hebat baik secara keilmuan maupun secara akhlak atau perilaku.

Terlepas dari itu semua, penulis akan mencoba membahas sedikit dari permasalahan para guru di indonesia.

Pertama masalah Kualitas Guru, Menurut Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga saat ini dari 2,92 juta guru, baru sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-1. Begitu pun dari persyaratan sertifikasi hanya 2,06 juta guru atau sekitar 70,5 persen guru yang memenuhi syarat. Sedangkan 861.67 guru lainnya belum memenuhi syarat sertifikasi, yakni sertifikat yang menunjukkan guru tersebut profesional.

Realitas semacam ini, pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas anak didik yang dihasilkan.Coba kita sedikit bandingkan dengan finlandia, salah satu negara kecil di eropa utara, tidak peduli jenjang SD atau SMA, semua guru di Finlandia diwajibkan memegang gelar master yang disubsidi penuh oleh pemerintah dan memiliki tesis yang sudah dipublikasi.

Finlandia memahami bahwa guru adalah orang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan generasi masa depannya. Maka dari itu, Finlandia berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. Tidak saja kualitas, pemerintah Finlandia juga memastikan ada cukup guru untuk pembelajaran intensif yang optimal. Ada 1 guru untuk 12 siswa di Finlandia, rasio yang jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain. Jadi guru bisa memberikan perhatian khusus untuk tiap anak, gak cuma berdiri di depan kelas.

Jika Indonesia ingin semaju Finlandia dalam urusan pendidikan, guru-guru kita selayaknya juga harus mendapatkan sokongan sebagus ini. Kalau perhatian kita ke guru kurang, kenapa kita menuntut mereka harus memberikan yang terbaik dalam proses pembelajaran? Tidak adil ‘kan?

Yang kedua masalah kuantitas dan distribusi, Jumlah guru di Indonesia saat ini masih dirasakan kurang, apabila dikaitkan dengan jumlah anak didik yang ada. Oleh sebab itu, jumlah murid per kelas dengan jumlah guru yang tersedia saat ini, dirasakan masih kurang proporsional, sehingga tidak jarang satu ruang kelas sering di isi lebih dari 30 anak didik. Sebuah angka yang jauh dari ideal untuk sebuah proses belajar dan mengajar yang di anggap efektif. Idealnya, setiap kelas diisi tidak lebih dari 15-20 anak didik untuk menjamin kualitas proses belajar mengajar yang maksimal.

Di kota kota besar mungkin sudah ada yang ideal, tapi coba kita melongo ke daerah terpencil, terdepan dan terluar di negeri ini yang jangankan utk mencapai hal tersebut, guru yang ada pun senin kamis untuk bisa mengajar. Padahal semua anak bangsa ini berhak mendapatkan pendidikan yang layak.

Yang ketiga masalah kesejahteraan guru, hanya di indonesia gaji guru yang notabene adalah pendidik para penerus generasi bangsa jauh lebih kecil dari gaji buruh kasar. Gaji guru pns bisa dibilang agak lumayan karna selain gaji pokok juga mendapatkan sertifikasi. Tapi coba kita lihat gaji guru atau dosen honorer apalagi yang baru, ada yang 200 sampai 300 ribu sebulan bahkan ada yang 90 ribu. Miris terkadang kita melihatnya tapi itulah fakta yang terjadi di negeri kita.

Jika dibandingkan dengan negara negara lain, gaji guru kita sangat jauh di bawah, singapura dengan gaji guru tertinggi bisa mencapai 512 juta pertahun. Tetangga kita yang paling dekat malaysia mampu menggaji guru honorer mencapai 7 juta rupiah. Bagaimana pendidikan mereka tidak semaju saat ini dengan tingkat kesejahteraan dan penghargaan terhadap guru yang sangat tinggi.

Guru menjadi pekerjaan yang sangat mulia, tidak seperti di indonesia ada yang sebagian menganggap hina pekerjaan sebagai guru.
Semoga di hari guru ini semua permasalahan guru di negeri ini bisa terselesaikan dengan baik, tanpa guru kita tidak akan bisa menjadi seperti saat ini. Selamat Hari Guru.

Penulis, Sahabat Afrioga Felmi Syargawi, Ketua Umum PKC PMII Jambi dan Pengurus Pusat GP Ansor
Komentar

Tampilkan

Terkini