NEWSPORTAL.ID - Kisah ini bermula
laporan warga, Cik Ona, Ibu kandung korban DW (18 tahun) yang heran - kenapa di
hari itu - Kamis (25/1) DW terlambat pulang dari biasanya.
Menurut Azman, Kepala Dusun
Pangkal Bloteng Desa Teluk Rendah Ulu Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo, Hari
itu korban mengantar adiknya ke sekolah.
Namun, hingga pukul 09.00 Wib tak
jua pulang kerumah padahal sudah ditunggu-tunggu oleh Ibu Korban (Istri dari
Kesnadi).
"Orang tua korban mengadu
bahwa anaknya dak sampai-sampai kerumah, sepulang ngantar adiknya
kesekolah,"ungkap sang kadus.
Setelah mendapat laporan dari
orang tua warga di dusun pun langsung melakukan proses pencarian.
Pertama kali warga menemukan
jejak motor korban di lokasi kebun sawit H. Junai.
Disitu warga juga menemukan
Cesing Hp milik korban yang selanjutnya menyusuri pinggiran sungai Batanghari
untuk terus mencari.
Tak lama kemudian warga heboh,
sebab korban (DW) ditemukan sejumlah warga sudah tidak bernyawa di dalam sungai
Batanghari.
Jasad DW ditemukan oleh Kolop. Pria
tersebut lalu memanggil Rasidi untuk membantunya mengangkat jasad sebab jasad berada
di dalam sungai terikat dengan akar pohon.
"Korban sudah ditemukan
dengan posisi diikat pake akar kayu dalam sungai Batanghari, dengan kedalaman 5
meter,"terangnya pada saat evakuasi (25/1).
Dari kasat mata, di wajah korban
ditemukan bekas luka yang mengeluarkan darah dibibir.
Kapolres Tebo AKBP Budi Rachmat,
saat di konfirmasi wartawan membenarkan atas penemuan jasad tersebut.
"Iya benar, ada penemuan
mayat di dusun Pangkal Bloteng, Saat ini Tim Olah TKP sudah turun ketempat
kejadian”ungkapnya singkat (Kamis (25/1)
Polisi Dalami Kasus
Dibantu Babinsa dan masyarakat
setempat, Jumat pagi (26/1), kepolisian Polres Tebo turun ke TKP untuk
menyelidiki seperti apa persisnya kematian DW hingga ditemukan di dalam sungai
Batanghari.
Kapolres Tebo juga turun langsung
ke TKP untuk melihat langsung upaya pengumpulan data guna melengkapi proses
penyelidikan.
"Kita cek Tkp untuk mengumpulkan
data baik lewat jejak ataupun informasi warga," kata Kapolres.
Kapolres berharap, kasus ini
segera terungkap dan menghimbau kepada warga jika ada yang melihat sesuatu yang
mencurigakan segera bekordinasi dengan pihaknya.
Menurut pantauan di TKP, Sedikitnya
ada enam titik yang dijadikan dasar polisi untuk melakukan penyelidikan pasca
pembunuhan.
Disekitar TKP masih tertinggal
beberapa barang bukti milik korban yakni casing HP dan sandal korban. Semua itu
sudah diamankan sebagai barang bukti.
Polisi Amankan Saksi Kunci
Selain mengamnkan sejumlah barang
bukti, polisi juga mengamankan saksi kunci untuk antisipasi terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan.
"Ya, kita telah
menemukan sanksi kunci atas kasus penemuan jasad di Pangkal Bloteng. Untuk
antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, saksi kunci terpaksa kita
amankan sementara, "kata AKBP Budi Rachmat, Kapolres Tebo.
Selain itu, Pihaknya juga sudah
memeriksa beberapa saksi. Baik itu dari pihak korban maupun dari warga sekitar.
Namun pihak kepolisian pada saat
itu belum mau memastikan apa motif pelaku terhadap korban. Sebab masih dibutuhkan
banyak data, barang bukti, dan keterangan yang kuat.
Tiga Tersangka Diringkus
Tak sampai 24 jam kerja keras pengusutan
kasus dugaan pembunuhan sadis terhadap DW akhirnya berhasil di ungkap kepolisian.
Polisi meringkus 3 tersangka warga
desa setempat yang diduga pelaku pembunuhan. Ketiganya dibekuk di lokasi persembunyiannya
masing-masing dengan waktu yang berbeda pada dini hari sabtu (27/1). Kapolres
menerangkan ketiga pelaku adalah tetangg korban sendiri.
"Benar, Sudah kita amankan 3
orang warga terduga pelaku, saat ini masih diperjalanan menuju Mapolres
Tebo,"ujarnya (27/1).
Kapolres menambahkan, Untuk saat
ini kita belum mengetahui kronologis sebenarnya dan peran dari masing-masing
pelaku.
Warga Memadati Mapolsek
Warga yang penasaran dengan wajah
terduga pelaku kasus pembunuhan DW memadati Mapolsek Tebo Ilir untuk mencari
kejelasannya sendiri.
Polsek Tebo Ilir ramai dikunjungi
warga baik warga sekitar maupun warga dari luar desa.
Kedatangan warga ingin mengetahui
siapa saja TSK pelaku dugaan pembunuh sadis ini.
"Iyo sayo penasaran nian,
siapo sebenarnyo pelakunyo, " ujar salah seorang warga yang mengaku
tinggal di Bukit Sari Desa Teluk Rendah Pasar, Kecamatan Tebo Ilir, Sabtu (27/1).
Hal demikian dibenarkan Kapolsek
Tebo Ilir, Iptu Gohan Ramses.
"Warga penasaran dan ingin
mengetahui siapa Tsk pembunuh Dina. Karena kasus pembunuhan seperti ini baru
pertama kali terjadi di Tebo Ilir, "kata Kapolsek.
Pura-pura
Jadi Pahlawan
Salah
satu tersangka pelaku pembunuh DW gadis berusia 18 tahun ini ternyata sempat
ikut membantu proses evakuasi jasad DW dari dalam sungai Batanghari, Kamis
(25/1).
Korban
yang baru 2 tahun tamat sekolah MAN ini di aniaya pelaku hingga luka lalu di ikat
dengan akar pohon ke motor miliknya kemudian dibuang ke dalam sungai
Batanghari.
"Kami
temukan korban sudah tewas terikat di motor miliknya,"ungkap salah seorang
warga yang ikut mengevakuasi korban.
Sebelum
DW ditemukan, keluarga korban terlihat panik.
Ternyata
kepanikan keluarga korban itu di manfaatkan
oleh Tsk berpura-pura menjadi pahlawan.
Sebab,
Tsk ikut mencari korban bahkan ketika jasad korban ditemukan di dalam sungai driinya
(Tsk) juga ikut terjun ke sungai untuk membantu proses evakuasi.
"Pelaku
ikut membantu evakuasi korban di sungai,"terang Nul warga Teluk Rendah
Ulu.
Diduga,
usai melakukan evakuasi tersebut, Tsk yang berinisial ST (22) tersebut, Kabur
ke daerah Sarolangun.
Kapolres
Tebo melalui kasat Reskrim, AKP Hendra Wijaya M, SI.K ketika di konfirmasi membenarkan
jika Tsk sempat mengevakuasi korban.
"Ya
memang baru satu Tsk yang mengaku. Kita menangkap Tsk ini karena curiga, dia
(Tsk) setelah mengevakuasi korban langsung kabur dari dusun setempat,"
jelas Kasat.
Pada
saat itu, Tsk masih menjalani pemeriksaan di ruang Kasatres Polres Tebo.
Sebelum
Dibunuh Korban Diperkosa
Ternyata,
Tsk berinisial ST (22) yang sempat kabur ke Kabupaten Sarolangun ini, sebelum
membunuh, sempat berkali-kali memperkosa DW korbannya.
Sadisnya
lagi, Setelah puas melampiaskan nafsu setannya tersebut, Tsk kemudian mengikat
korban dan menenggelamkan korban hidup-hidup ke dalam sungai Batangahari.
"Informasinya,
pelaku mengaku jika memperkosa korban sebelum menenggelamkan korban
hidup-hidup,"ungkap salah satu sumber di Polres Tebo (27/1)
Keluarga
Sangat Terpukul
Aziati,
Keluarga Ipar ST, Tsk pembunuh DW (18) mengaku sangat kecewa dengan ST yang sudah
membuat malu keluarganya.
Dia
pun mengatakan, Belum genap setahun ST sudah memiliki istri berinisial NU.
Paska
menikah, ST belum memiliki pekerjaan tetap.
"Tidak
ada kerja tetap, Paling hanya cari nyari ikan di sungai,"Kata Aziadi (27/1).
Menurutnya,
Selama ini yang memberi makan sang istri adalah mertuanya sendiri yang kondisinya
juga sudah sakit-sakitan.
Sambil
tersedu, Aziati mengaku sangat terpukul dengan ulah ST tersebut.
"Tidak
menyangka kalau dia seperti itu. Selama ini dia tak pernah menunjukan gelagat
mencurigakan, sebab jarang komunikasi dengan masyarakat," tuturnya
menambahkan.
TSK Terancam
20 Tahun Penjara
Setelah
melalui rangkaian proses pemeriksaan secara marathon, Polres Tebo akhirnya menetapkan
ST (22) sebagai tersangka tunggal pelaku pembunuhan DW (18) warga dusun Pangkal
Bloteng Desa Teluk Rendah Ulu Kecamatan Tebo Ilir Kabupaten Tebo.
ST dijerat
pasal berlapis dengan ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara.
Tim
penyidik di kasus ini juga sudah memeriksa sejumlah saksi.
"Karena
perbuatan sadisnya, Tsk kita ancam pasal berlapis, "kata AKP Hendra
Wijaya Kasat Reskrim Polres Tebo (27/1).
Dari
hasi penyelidikan inilah pihak kepolisian mengetahui ternyata Tsk sudah lama
memantau tubuh korban.
Ceritanya,
Kamis pagi (25/1) di saat korban pulang mengantar adiknya dari sekolah
bertempat di dekat simpang penyeberangan Dusun Pangkal Bloteng Tsk menghentikan
motor korban dengan dalih - minta diantar ke simpang.
Setibanya
di Tkp Tsk minta korban untuk berhenti namun korban menolak.
Tsk
terus memaksa dan membuat motor kemudian terjatuh. Pada saat itulah Tsk membanting
korban hingga tak sadarkan diri.
"Saat
korban pingsan, Tsk melampiaskan nafsu bejatnya, "kata Kasat Reskrim menjelaskan.
Setelah
puas menikmati tubuh korban yang masih dalam keadaan pingsan, Tsk kemudian mengikat
tubuh korban dengan akar pohon lalu menenggelamkannya kedalam sungai.
"Tsk
sempat melarikan diri ke Sarolangun namun berhasil kita ringkus, "tutupnya
(P02/03)