NEWSPORTAL.ID - Kabar tak sedap kembali mencuat pagi ini terkait dugaan
pemukulan yang dilakukan seorang kepala desa terhadap guru sekolah
dasar di sebuah SD Negeri di Desa Matra
Manunggal, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Ditengah banyak orang.
Adanya aksi tersebut juga sudah marak di media sosial diantaranya melalui akun Naz, yang diketahui merupakan warga Sungai Bahar, perihal dugaan sikap arogan yang dilakukan kades (Badi) terhadap Guru SD (Heri) serta kronologi kejadian versi korban yang ia terima.
Ketika dihubungi newsportal.id, Pria yang biasa disapa Desnad
ini membenarkan ihwal tersebut.
Menurutnya, paska kejadian pemukulan korban juga sudah melaporkan
kejadian tersebut kepada kepolisian setempat.
Bahkan, warga desa juga sudah mulai ramai berkumpul di kantor
desa untuk menyikapi masalah ini.
“Benar, Kejadiannya tadi pagi di sekolah dasar, banyak yang
menyaksikan dan korban juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepihak kepolisian”tutur
Desnad saat dihubungi newsportal.id, Rabu.
Ketika ditanya soal kronologinya Desnad juga membenarkan bahwa
kronologi yang ia posting di facebook merupakan kronologi yang ia terima dari
pihak korban.
Lalu, Kenapa warga berkumpul di kantor desa? dirinya hanya menyampaikan
karena banyak warga yang menyayangkan atas sikap kades tersebut. “Tapi sayang kadesnya tidak berada di tempat” ujarnya menambahkan.
Sebagaimana informasi yang berhasil di himpun, Kades Badi seolah kurang puas dengan tanggapan atau protes korban soal adanya dugaan pungutan dalam pembuatan e-KTP di desa tersebut, yang
mana dalam kwitansi yang sudah beredar di medsos tertera Rp50.000.
Hal tersebut diduga memicu sang kades kemudian bertindak emosional terhadap diri korban, Bahkan, istri sang kades juga diduga turut melakukan
pemukulan yang mana kejadian tersebut disaksikan oleh banyak orang diantaranya pihak komite sekolah dan
mejelis guru di sekolah.
Kronologi Pemukulan Versi Korban:
“Sekitar
jam 7.30.Saya datang ke sekolah. Dgn biasa saya ucapkan salam disaat masuk
kantor.di dalam kantor sudah ada majelis guru dan sdr yadi (komite) sekolah.langsung
menanyakan tentang bendera sekolah yang sudah robek berdasarkan laporan siapa
gak disebutkan namanya. Lalu saya menjelaskan bahwa bendera itu memang sudah
lama robek, Lalu saya sampaikan dgn komite (yadi) saya bukan merobek tapi merapikan. Dan itu di saksikan oleh beberapa orang
guru.
Belum selesai pembicaraan saya dgn yadi datanglah pak badi (markonyet) dgn sikap yg sudah tidak bersahabat, dan saya pun tetap menyalami dan mempersilakan dia duduk di sebelah kanan saya,
dalam situasi saya berbicara dengan yadi,, Pak badi memotong pembicaraan dan langsung menanyakan saya tentang masalah wewenang dan hak saya di desa, Lalu saya jawab saya di sini sebagai guru yang di berikan tugas dan sebagai warga.
Belum selesai pembicaraan saya dgn yadi datanglah pak badi (markonyet) dgn sikap yg sudah tidak bersahabat, dan saya pun tetap menyalami dan mempersilakan dia duduk di sebelah kanan saya,
dalam situasi saya berbicara dengan yadi,, Pak badi memotong pembicaraan dan langsung menanyakan saya tentang masalah wewenang dan hak saya di desa, Lalu saya jawab saya di sini sebagai guru yang di berikan tugas dan sebagai warga.
Mendengar jawaban itu dia langsung
meradang dan mempermasalahkan hal yang beredar di Facebook yg memberitan
masalah e-ktp. Dan langsung melakukan pemukulan, ikut juga istri kades dalam
pemukulan itu, saksinya ada masyarakat, yadi komite dan majlis guru, Saya
duduki di atas meja dan di pukuli di situ ada yadi yang menyaksikan”
Korban (Guru SD, Heri) |