-->

Iklan

Iklan

Kisah Aksi Sosial TLCI Dan Seorang Wartawati Yang Tersedu

Redaksi
Senin, 19 Februari 2018, Februari 19, 2018 WIB Last Updated 2018-02-19T04:01:49Z
Mobil TLCI Jambi di Ponpes (18/2/2018)
NEWSPORTAL.ID - Minggu pagi (18/2) selepas sarapan di kawasan Taman Jaksa kota Jambi, Rombongan komunitas mobil Toyota Land Cruiser Indonesia (TLCI) Cafter 1 Jambi, bergerak menuju lokasi Pondok Pesantren yang berada di daerah Sungai Bertam, kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

Lima belas menit berselang rombongan akhirnya tiba di lokasi Pondok Pesantren Sirojul Muhlasin, Disini kami disambut ramah oleh tuan rumah dan puluhan anak santri yang laki-laki.

Setelah memarkir 7 buah mobil Hardtop yang ikut ke Ponpes ini, Kami mulai mencair dengan suasana sekitarnya.

Ada yang berbincang dengan para guru, dengan anak-anak, melihat lokasi disekitar, ada yang ikut menurunkan konsumsi dan ada yang foto-foto.

Sesaat kemudian, suasana  halaman utama masjid Ponpes mendadak ramai ketika salah seorang rekan kami, Tri Joko, menerbangkan pesawat drone dari lokasi tersebut untuk mengambil dokumentasi dari udara.

"Wuuuuuuuuunnggggg..."

Begitulah bunyi Drone melesat ke udara meninggalkan ombak angin dari ke empat balingnya itu.

Tanpa aba-aba, kemudian kami yang ada di bawah bersorak sorai melambai tangan kearah atas untuk rekaman langsung video drone.

"Wooooeeeeeeyy..."

Sembari menunjukan beragam ekspresi kegembiraan.



Setlah puas berfoto melalui drone, beberapa orang perwakilan TLCI ngobrol dengan beberapa guru atau ustadz tentang seputar maksud dan tujuan kedatangan TLCI di Ponpes ini. 

"Secara umum kami ingin silaturahmi dengan para guru dan anak-anak disini, Ingin melihat langsung keadaan disini, mendengar langsung, dari situ mungkin nanti kami bisa sampaikan kepada rekan-rekan yang ada untuk saling membantu," ujar Karyadi, Humas TLCI Jambi menjelaskan.

Hal senada di sampaikan oleh Ari salah seorang rekan TLCI yang ikut memaparkan kepada Ustad.

"Intinya kami di TLCI ini punya motto begini Pak ustad, yaitu Beragam, Berkarya, Bermanfaat dan bermartabat, jadi apa yang kami lakukan harus punya nilai kesitu,"ujar Ari menjelaskan.

"Kalau saya sendiri baru kali ini datang kesini, tapi rekan-rekan yang lain sebelumnya sudah kesini dan dari situ ada masukan makanya kini kami kesini lagi,"ujar Basoka Sagala ketua TLCI Jambi.

Basoka melanjutkan, Walaupun dirinya bukan seorang muslim bukan berarti untuk yang namanya aksi sosial tidak membantu.

"Hampir separuh anggota kami bukan kalangan muslim tapi untuk aksi sosial kami tetap saling membantu, Kami tetap berpegang dengan motto kami yaitu Beragam, Berkarya, Bermanfaat dan bermartabat." ujar polisi berpangkat AKBP ini.

Beberapa guru atau ustad selanjutnya mengajak rombongan masuk kedalam masjid bersama santri laki-laki yang sedari awal menyambut kehadiran kami.

Selain sesi perkenalan ada catatan menarik dari paparan rekan kami Husni salah seorang anggota dari TLCI.

Yakni soal pengalaman beliau yang pernah melakukan itikaf selama 3 hari 3 malam di Ponpes ini. Husni merupakan anggota kepolisian di Polda Jambi.

Ia mengutarakan pengalamannya karena saat itikaf itulah dia merasakan apa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Waktu itu setiap malam saya tidak tidur tapi mengaji dan berdoa, Intinya, saya punya kenangan tersendiri di ponpes dan santri yang ada disini,"ujar Husni dalam suasana yang hening.


Para guru kemudian mengucapkan terima kasih kepada rekan TLCI yang sudah berkenan hadir di Ponpes ini, selanjutnya kami pun  melaksanakan sholat dzuhur bersama.

Sebelum itu, Ketua TLCI dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa habis sholat akan ada sesi makan bersama.

"Makan bersama ini bagian dari TLCI untuk merasakan kebersamaan untuk makan dengan nasi dan lauk yang sama
bareng-bareng disini."ujar Basoka.

Setelah makan dan istirahat sejenak kami pun beranjak pamit untuk pulang, Namun sebelum melaju ke kota Jambi kami mampir ke pondok anak putri untuk melakukan wawancara media.

Disini kejadian mengharukan kembali terjadi karena reporter perempuan salah satu tv yang meliput kegiatan ini terlihat tumpah air matanya ketika selesai melakukan sesi mewawancara.

Menurut Ita, dirinya betul-betul terharu ketika mewawancara ustazah di pondok anak perempuan di Ponpes itu. Tentang susah senangnya pengalaman mengajar di Ponpes ini.

Antara lain masih ada saja dugaan/anggapan tentang ajaran yang tidak sesuai dari yang biasanya, Sekalipun ia (ustazah) kerap menjelaskan bahwa dugaan tersebut tidak mendasar, namun masih kerap ia temui penilaian seperti itu khususnya diluar Ponpes.

"Hal itulah yang sangat mempengaruhi pikiran (beban) bagi pengajar yang ada di Ponpes ni."ungkap Ita menjelaskan.

Disaat sesi wawancara di titik itu ia tak kuasa lagi menahan air matanya.

"Saya sangat terharu dan tak bisa menahan tangis lagi,"ujar Ita.

Sebelumnya, Sewaktu Ita melakukan wawancara kedalam pondok kami yang kaum laki-laki cuma bisa menunggu diluar pagar.

Kami awalnya berasumsi wawancara Ita paling hanya sebentar dan waktu menunggu kami gunakan untuk ngobrol sembari menikmati sebatang rokok.

Namun prediksi kami agaknya meleset, Ita lebih lama sehingga kami yang menunggu (berasumsi lagi) pasti Ita menemukan sesuatu yang menarik.

Selanjutnya kami agak tercengang disaat melihat Ita keluar dengan matanya yang basah, Tapi setelah mendengar penjelasan singkatnya karena terharu rombongan pun segera pamit karena ada rekan anggota TLCI yang mengundang kami dalam rangka Imlek di rumahnya di kota Jambi.

Tapi sayang kebersamaan ini hanya sampai di daerah Pal 10 karena kami yang dari kalangan media harus berpisah sebab materi untuk berita harus dikirim sebelum jam 5 sore.

Kembali sedikit ke pesantren. Misi sosial anggota TLCI meninjau Ponpes ini diantaranya ingin membantu mewujudkan asrama untuk para santri yang ada disini.

"Selain itu kami juga berharap semoga kepala daerah seperti Gubernur atau Bupati kiranya bisa menengok langsung ke Ponpes ini agar bisa mengetahui apa yang menjadi kebutuhan Ponpes dan bagi para santri yang ada disini," pungkas Karyadi, Humas TLCI Jambi (P03)
Komentar

Tampilkan

Terkini