-->

Iklan

Iklan

Banyak Yang Hapal Qur'an Namun Sayang Di Ponpes Ini Minim Sentuhan Pemerintah

Redaksi
Minggu, 18 Februari 2018, Februari 18, 2018 WIB Last Updated 2018-02-18T10:34:51Z
Santri di Ponpes (18/2/2018)
NEWSPORTAL.ID - Pondok pesantren (Ponpes) Sirojul Muhlasin yang berada di Desa Sungai Bertam, Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, saat ini terus mendidik ratusan santri melalui yayasan H. Ponidi Al Fauzan dengan lima program utama yakni Tahfidzul Qur'an, Dirosah Kutub Mu'tabaroh, Bahasa Asing, Dakwah Ala Manhajin Nubuwah serta Formal SD dan SMP.

Selama berdirinya, Proses belajar mengajar di Ponpes ini berjalan dengan dana swadaya atau mandiri diantaranya diperoleh dari siswa atau sumbangan lepas.

Hal demikian diungkap Ustad Miftahul Ulum, salah seorang pengajar di Ponpes setempat.

"Kalau dari pemerintah baru sebatas silaturahim, kalau untuk bantuan program atau dana sepertinya belum ada, selama ini kami disini berjalan dengan biaya sendiri atau mandiri," ujarnya pada media ini saat tatap muka di Ponpes, Minggu (18/2/2018).

Dari ngobrol langsung tersebut diketahui santri yang belajar saat ini berjumlah lebih dari 200 orang. Terdiri dari santri anak laki-laki sejumlah 62 orang dan santri anak perempuan 150 orang.

"Uang makan bulanan setiap anak Rp250 ribu, Di awal masuk ada uang pendaftaran, infaq, seragam,  dan lain-lain,"ujar ustadz tersebut menambahkan.

Diluar itu kata guru lulusan Ponpes Magelang, Jawa Tengah ini, adalah sumbangan/sedekah pribadi dari pemilik Ponpes yaitu H. Nasir, Anak pendiri Ponpes (H. Ponidi, Almarhum) dari hasil kebun karetnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan Ponpes.

Artinya, proses belajar mengajar di Ponpes ini sejak berdiri tahun 2006 betul-betul menggunakan dana mandiri dari siswa dan pemilik Ponpes.

Ketika ditanya apa kira-kira alasan kenapa pemerintah selama ini tidak/belum memberikan perhatian dalam bentuk program maupun dana? Guru tersebut hanya menduga mungkin karena Ponpes mereka belum terdaftar di Departemen Agama dan pendaftarannya saat ini masih dalam pengurusan.

"Tidak ada masalah yang serius,  mungkin karena kami belum terdaftar di Kemenag saja, karena bantuan yang sifatnya program maupun dana selama ini sepertinya masih dibawah naungan Kemenag," pungkas ustad tersebut.

Dari tatap muka ini diketahui pula bahwa sejak berdiri sekurangnya sudah ada 50-an orang yang hapal Qur'an dan untuk saat ini ada sekitar 10 orang sedang dalam persiapan wisuda (P03)
Komentar

Tampilkan

Terkini