Datuk Yahya, Warga Desa Setempat (Dok LP2LH) |
"Masyarakat tidak pernah merasa menjual lahan mereka ke pihak manapun. Mereka minta di dampingi untuk penyelesaian masalah dengan PT HAL ini," ujar Tri Joko, Ketua Lembaga Pemantau Penyelamat Lingkungan Hidup (LP2LH) saat di konfirmasi (12/2).
Menurut Joko, ada sekitar 20 Keluarga yang berasal dari desa Kuap Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari yang menemui pihaknya untuk menyampaikan persoalan dan harapan.
"Kemarin, ada 8 orang perwakilan masyarakat yang menyampaikan langsung persoalannya ke kantor kita, Intinya, mereka tetap ingin mengelola lahan mereka dan tidak ingin lahannya digarap oleh PT HAL"tutup Joko.
Hamizal (49), Warga desa setempat saat dikonfirmasi membenarkan adanya pihak PT HAL yang berencana akan menggarap lahan mereka.
"Lahan orang tua saya saja sekitar 7,9 hektar. Kalau untuk luas semua warga belum tau karena belum dilakukan pengukuran," ujar Ijal mengungkapkan.
Menurut Ijal, Pihak perusahaan saat ini sudah membuat parit keliling terhadap lahan yang akan mereka garap, namun, dirinya tetap bertahan karena memang tidak pernah merasa menjualnya ke perusahaan atau pihak manapun.
"Saya sudah tanya kepihak perusahaan namun mereka tidak pernah memberi tau siapa yang menjual lahan itu, lagian ini masalahnya sudah 4 tahun, kok sekarang perusahaan itu datang lagi,"kata warga ini penuh heran (P03)