-->

Iklan

Iklan

Pelaksanaan FLS2N di Tebo Terkesan Dipaksakan, Kredibilitas Juri Dipertanyakan

NEWSPORTAL.ID
Senin, 30 April 2018, April 30, 2018 WIB Last Updated 2018-04-30T14:10:01Z
NEWSPORTAL.id - Pelaksanaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Kabupaten Tebo, baru selesai digelar. Sayangnya, pelaksanaan ajang bergengsi ini terkesan asal-asalan dan dipaksakan.

Hal inipun menuai sorotan dari berbagai pihak, terutama guru pendamping siswa yang mengikuti lomba tersebut.

“Awalnya kami senang karena panitia akan menghadirkan juri dari Jambi. Kalo juri dari Jambi tentunya netral dalam penilaian. Tapi kenyataannya, juri dari Jambi tidak ada,”kata Rizki salah seorang guru pendamping, Senin (30/04/2018).

Yang menjadi persoalan, lanjut dia, pada perlombaan tersebut juri yang dipilih ditentukan oleh guru yang siswanya ikut lomba. “Kalo juri ditunjuk oleh guru yang siswanya ikut lomba, tentu kenetralannya diragukan, “ketus Rizki.

“Menang atau kalah dalam lomba itu biasa. Tapi kalo lomba ini digelar dengan bagus, tentu kami puas dengan hasilnya, “ketus lagi.

Kekecewaan yang sama juga diungkapkan oleh Ayu. Menurut pembimbing siswa cabang lomba tari ini, banyak kejanggalan yang terjadi pada penentuan tim juri diantaranya, peserta mencari dan menentukan juri sendiri, dan hal itu bisa mengakibatkan sesatu yang terkesan negatif.

“Kredibilitas juri patut dipertanyakan. Soalnya, yang saya tahu juri pada lomba kemarin asal ditunjuk saja. Bukan juri yang menguasai materi lomba, “ketus Ayu.

Yang membuat Ayu lebih kecewa, tim juri yang menilai perlombaan tersebut ditunjuk oleh peserta, “Seharusnya dalam menentukan juri jangan diserahkan kepada peserta. Ini untuk menghindari kecurangan. Tapi kenyataannya, jurinya ditunjuk oleh peserta, “ketus dia.

Untuk itu, Ayu menyarankan agar kedepannya pihak panitia benar-benar dalam menyelenggarakan lomba. “Jangan sampai perlombaan yang seharusnya bisa meningkatkan kreatifitas anak-anak justru sebaliknya, membuat mental anak down,”tutupnya. (P01)
Komentar

Tampilkan

Terkini