-->

Iklan

Iklan

Tega! Seorang Ayah Gorok Leher Anaknya Yang Masih Berusia 8 Bulan Dengan Gunting

NEWSPORTAL.ID
Jumat, 20 Juli 2018, Juli 20, 2018 WIB Last Updated 2018-07-20T10:47:45Z
Ratusan warga Desa Jambu Kecamatan Tebo Ulu saat menyambut jasad balita korban pembunuhan ayah kandungnya sendiri 
NEWSPORTAL.id - Seorang ayah di desa Jambu, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo, diduga tega menggorok atau menyembelih leher anaknya sendiri hingga meninggal dunia. Korban diketahui bernama Rifki, balita yang baru berusia 8 bulan.

Korban diduga digorok oleh ayah kandungnya dengan mengunakan gunting. Usai mengorok korban, pelaku yang berinisial DS (22) meninggalkan jasad anak kandungnya itu di semak-semak di Dusun III desa tersebut.

Pembunuh super tega ini terungkap pada Jumat (20/07/2018) oleh Sabro alias Dajal warga desa Jambu. Saat itu, sekitar pukul 07.00 Wib, orang yang pertama kali menemukan jasad korban ini hendak pergi ke kebun untuk menyadap karet.

Namun, saat melintas jalan setapak menuju ke kebun karetnya, Sabro melihat ada seorang bayi laki-laki dengan posisi telentang di pinggir jalan setapak. Saat ditemukan, kondisi korban sudah meninggal dunia dan dikerumuni semut.

Korban meninggal akibat luka menganga pada bagian leher yang diduga akibat digorok atau disembelih.

Temuan jasad balita ini langsung dilaporkan Sabro kepada warga lain. Kontan saja, warga berdatangan ke Tkp untuk melihat langsung kondisi jasad balita yang ditemukan tersebut.

Tidak tega melihat kondisi korban yang sudah meninggal dunia dan dikerumuni semut, warga langsung membawa jasad korban ke Puskesmas Pulau Temiang. Warga juga langsung menghubungi pihak kepolisian terdekat.

Atas laporan warga itu, personel Polsek Tebo Ulu yang dipimpin langsung oleh IPTU Iswahyudi langsung mendatangi Tkp. “Begitu menerima laporan penemuan jasad balita, kita langsung ke Tkp. Dari penyelidikan sementara, pelakunya adalah ayah korban sendiri. Saat ini kasusnya tengah kita kembangkan,”kata Kapolsek Tebo Ulu usai olah Tkp. (P01)
Komentar

Tampilkan

Terkini