Dompeng Di Tebo Jambi Didukung Rantai Pasokan Yang lengkap, Penyediaan Solar Suku Cadang Hingga Pengepul Emas.
NEWSPORTAL.ID - Maraknya kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, tampaknya sudah menjadi rahasia umum. Aktivitas tambang emas dompeng ini tidak hanya berlangsung secara terbuka, tetapi juga didukung oleh rantai pasokan yang lengkap — mulai dari penyedia solar, alat dan suku cadang, hingga pengepul emas hasil tambang. Kondisi ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap praktik penambangan ilegal yang terus merusak lingkungan.
Tragedi terbaru terjadi di aliran Sungai Pandan, Desa Teluk Kuali, Kecamatan Tebo Ulu, pada Minggu (12/10/2025). Dalam insiden tersebut, dua pekerja tambang mengalami kecelakaan akibat longsor saat melakukan aktivitas PETI. Seorang pekerja bernama Yogi (21), warga Desa Purwoharjo Unit 4 Kecamatan Rimbo Bujang, meninggal dunia tertimbun material tanah. Sementara rekannya mengalami luka-luka dan berhasil diselamatkan oleh warga sekitar.
Kepala Desa purwoharjo "Musaidin, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa korban bersama rekannya tengah mengeruk material emas menggunakan mesin dompeng di tepi sungai saat tiba-tiba tebing tanah longsor dan menimbun keduanya. Warga yang mengetahui kejadian itu langsung melakukan evakuasi dan membawa korban ke permukiman terdekat.
Aktivitas PETI di wilayah Tebo, khususnya di sepanjang aliran sungai, sudah sering menimbulkan korban jiwa. Selain membahayakan keselamatan pekerja, kegiatan ini juga menyebabkan kerusakan lingkungan serius seperti pencemaran air, kerusakan ekosistem sungai, dan erosi tanah di sekitar area tambang. Namun hingga kini, aktivitas tersebut seolah dibiarkan tanpa penindakan tegas.
Masyarakat berharap pemerintah daerah, aparat kepolisian, serta instansi lingkungan hidup dapat turun tangan dengan tegas untuk menertibkan penambangan ilegal ini. Tragedi demi tragedi yang terus terjadi menjadi bukti nyata bahwa pembiaran terhadap PETI tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam nyawa manusia. Diharapkan kejadian serupa tidak lagi terulang di Kabupaten Tebo.(fr)

Posting Komentar