-->

Iklan

Iklan

KETIKA GEMBALA JADI PEMANGSA

NEWSPORTAL.ID
Jumat, 24 Februari 2017, Februari 24, 2017 WIB Last Updated 2017-11-07T14:37:18Z
Oleh: Bahren Nurdin, MA

Seorang pengembala bertugas mengurusi dan menjaga binatang peliharaannya agar tidak dimangsa binatang buas. Tapi apa jadinya jika yang kemudian bertindak sebagai pemangasa itu adalah gembala itu sendiri. Sudah dapat dipastikan binatang ternak tersebut berada dalam ancaman setiap saat.

Inilah fenomena yang terjadi di negari kita ini. Mari kita lihat beberapa bukti nyata. Terbaru, 15 orang Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) yang sehari-hari menjaga Kantor Gubernur Jambi bertindak sebagai komplotan pencurian onderdil mobil-mobil Negara yang parkir di sana. Seharusnya mereka menjaga barang-barang tersebut agar tidak dimaling orang, malah mereka sendiri pencurinya.

Kasus serupa banyak terjadi di berbagai instansi dan lembaga. Contoh lain, beberapa kali kita mendengar berita security bank ditangkap karena menjarah uang yang tersimpan di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bank tempat mereka bekerja. Guru mencabuli muridnya sendiri. Ayah kandung ‘memangsa’ anaknya. Suami menganiaya isteri. Polisi jadi penjual narkoba. Wakil rakyat makan duit rakyat, jadi koruptor, dan lain sebagainya. Kesimpulannya, mereka yang seharusnya menjaga tapi malah menjadi pelaku kejahatan atas apa yang mereka jaga.

Mengapa fenomena ini terjadi? Tentu faktornya sangat banyak sekali. Tidak akan cukup artikel singkat ini untuk menguraikannya satu per satu. Namun, mari kita lihat beberapa hal umum yang bisa kita lihat secara kasat mata.

Pertama, tidak amanah. Hal mendasar mengapa orang yang diberi kepercayaan kemudian mengabaikan kepercayaan tersebut demi mendapatkan  keuntungan pribadinya, kerena dia tidak memiliki mental amanah atau dapat dipercaya. Tanggungjawab yang diberikan kepadanya tidak benar-benar mendarah daging bahwa apa yang dibebankan kepadanya harus dia laksanakan dengan kesadaran penuh. Ini persoalan mental atau mind-set.

Hal ini harus dibangun dari dalam diri kerana bagian dari kecerdasan spiritual. Kesadaran yang harus dibangun bahwa apa pun yang diperbuat harus dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat. Jika mental ini tidak mereka miliki, maka semua bentuk kejahatan bisa dia lakukan dengan leluasa. Bahwkan, mereka merasa tidak bersalah.

Sudah saatnya, orang-orang yang diberi tugas ‘menjaga’ untuk diberi pemahaman yang baik terhadap pentingnya tanggung jawab atas pekerjaan yang mereka tekuni. Mereka berada pada lini terdepan untuk memelihara apa yang seharusnya meraka jaga.  

Kedua, kurangnya pengawasan. Pengawasan sangat penting untuk menghindari tindakan kejahatan. Jamak kita mendengar, “kejahatan terjadi tidak hanya karena ada niat pelaku, tapi karena ada kesempatan”. Bisa saja apa yang terjadi di Kantor Gubernur Jambi tersebut tidak ada niat dari para pelaku, tapi karena kesempatan itu terbuka lebar, maka terjadilah apa yang seharusnya tidak terjadi.

Secara struktural, seharusnya pengawasan sudah dapat dilakukan secara berkala dan bertingkat. Katakanlah, semua anggota melakukan kecurangan, seharusnya ada atasan yang akan mengawasi dan mengevaluasi kinerja mereka.

Jika demikian, tidak bisa seratus persen disalahkan anggota yang melakukan kejahatan pencurian tersebut, tapi atasannya juga harus bertanggungjawab. Sejauh mana pengawasan yang telah mereka lakukan selama ini. Katakanlah para atasan tersebut tidak terlibat langasung, tapi secara adminstratif mereka juga harus mendapat hukuman karena lalai dalam menjalankan tugas. Sebagai atasan seharusnya dia mengatahui persis apa yang dilakukan oleh bawahannya.

Dua hal ini paling tidak yang harus diperhatikan. Mental para petugas harus  ‘di-install’ ulang, dan pengawasan ditinggatkan dari berbagai level.

Akhirnya, untuk para pelaku, pilihannya cuam dua, dibina atau ‘dibinasakan’. Hukuman yang harus mereka terima memang lebih berat karena mereka sedang mengemban tugas. Jika yang menerkam kambing gembalaan itu adalah srigala, itu biasa. Tapi jika yang membunuhnya adalah gembalanya sendiri itu kejahatan luar biasa. Selesaikan! #BNODOC54012017

*Akademisi dan Pengamat Sosial Provinsi Jambi
Komentar

Tampilkan

Terkini